Seks Kita Memang Perlu Dibantu
BOOKS
Seks Kita Memang Perlu Dibantu
Ester Pandiangan
207 halaman
13 x 19
Cetakan pertama, Januari 2024
ISBN 978-623-5879-10-9
78.000
Sinopsis
Seks kita bukanlah perangkat yang bisa bekerja sendiri. Itulah kenapa ia perlu dibantu. Tidak saja terbatas dibantu oleh peralatan seks eksternal yang dapat membantu tercapainya kepuasan, tapi lebih jauh lagi: dibantu oleh pengetahuan agar menghindarkan manusia dari risiko.
Buku ini membahas lapis-lapis dalam relasi romantik yang manusia jalani, di mana seksualitas merupakan unsur penting untuk memahami kompleksitasnya. Ester Pandiangan membahas fenomena relasi perselingkuhan yang jelas tidak hitam putih. Juga soal penggunaan aplikasi kencan untuk sekadar pemenuhan hasrat seks atau mencari pasangan tetap, tapi sesungguhnya cukup berisiko. Bahasannya juga menyentuh perihal bagaimana ia memfasilitasi anggota keluarga yang membutuhkan penanganan tepat atas problem kesehatan reproduksinya.
Tulisan-tulisan di buku ini akan memperkaya diskusi kita tentang kompleksitas seks dan hal-hal yang berkelindan. Lebih intim lagi, sebagai teman untuk membantu kita semakin mengenali dan melindungi diri sendiri dari beragam risiko dalam berelasi romantik dengan siapa pun di luar sana.
Kata Pengantar - Margaret Ratih Fernandez (editor)
Manusia memang terlahir dengan seperangkat alat reproduksi, namun pengetahuan atas fungsi dan cara kerjanya tidak didapatkan sejak lahir. Pada masanya, seperangkat alat reproduksi itu akan cukup matang dan siap menjalankan fungsinya. Tapi ia bukanlah piranti yang bisa bekerja secara otomatis. Dalam aktivitas seksual, baik yang bertujuan untuk reproduksi maupun tidak, manusia membutuhkan banyak variabel lain, karena seks bukan cuma soal persentuhan kelamin. Seks juga menyoal intimasi dan pemahaman atas diri sendiri. Rasanya hal itu cukup bisa menjawab pertanyaan kenapa series Sex Education yang tayang di Netflix bisa begitu populer dan disukai sejak musim pertamanya yang tayang pada 2019 lalu. Saat pengetahuan seks rupanya ditabukan di banyak negara, sajian sinematik yang cukup inklusif, ringan, dengan kekuatan story telling yang mumpuni membuat orang terpantik untuk mempelajari pendidikan seks dengan lebih komprehensif dan empatik. 10 Berada pada jalur yang sama dengan Laurie Nunn, penulis naskah Sex Education, tapi dengan medium yang berbeda, Ester Pandiangan menekankan hal yang sama: seks kita bukanlah perangkat yang bisa bekerja sendiri. Itulah kenapa ia perlu dibantu. Tidak saja terbatas dibantu oleh peralatan seks eksternal yang dapat membantu tercapainya kepuasan, tapi lebih jauh lagi: dibantu oleh pengetahuan agar menghindarkan manusia dari risiko.
Tiga buku Ester sebelumnya yang menyoal seks, telah memperkaya diskursus kita akan seksualitas. Kali ini, Ester melangkah sedikit lebih jauh dengan menarik garis lurus antara seksualitas, manipulasi, dan intimasi serta hubungan romantik. Terdiri dari lima bab, dalam buku ini Ester membahas lapis-lapis dalam relasi romantik yang manusia jalani, di mana seksualitas merupakan unsur penting untuk memahami kompleksitasnya. Ester membahas fenomena relasi perselingkuhan yang jelas tidak hitam putih. Juga soal penggunaan aplikasi kencan untuk sekadar pemenuhan hasrat seks atau mencari pasangan tetap, tapi sesungguhnya cukup berisiko. Bahasannya juga menyentuh perihal bagaimana ia memfasilitasi anggota keluarga yang membutuhkan penanganan tepat atas problem kesehatan reproduksinya. 11 Menggarisbawahi pengalaman-pengalaman yang ia dan orang di sekitarnya alami, Ester menekankan bahwa pengetahuan seks bisa datang dari mana saja. Namun, pengetahuan itu perlu diimbangi dengan nalar kritis yang meliputi disiplin verifikasi dan pengakuan atas dinamika zaman yang kompleks, agar ia sungguh bisa membuat kita memahami seksualitas dengan tepat. Buku dan artikel ilmiah tentang kesehatan reproduksi merupakan medium belajar yang dapat kita jadikan rujukan. Tapi jangan lupa untuk melihat realitas pengalaman manusia itu sendiri sebagai sumber pengetahuan lain yang juga perlu ditopang pengetahuan lainnya. Buku ini hadir tentu untuk semakin memperkaya diskusi kita tentang kompleksitas itu. Lebih intim lagi, sebagai teman untuk membantu kita semakin mengenali dan melindungi diri sendiri dari beragam risiko dalam berelasi romantik dengan siapa pun di luar sana. Yogyakarta, Agustus 2023