Parade Hantu Siang Bolong

Kumpulan Reportase Jurnalistik Menyoal Mitos dan Lokalitas

BOOKS

3/17/20241 min read

Parade Hantu Siang Bolong:
Kumpulan Reportase Jurnalistik Menyoal Mitos dan Lokalitas.
Penulis: Titah AW
247 halaman
cetakan keempat (2022)
ISBN 978-623-93304-8-4
IDR 89.000

Sinopsis
Buku berisi 16 reportase jurnalistik-sastrawi, buku ini membahas peristiwa-peristiwa di seputar isu mitos dan lokalitas. Dua tema yang seolah berjarak, namun kenyataannya begitu lekat di keseharian. Dari puncak gunung Langgeran yang sunyi, hingga riuhnya pentas kesurupan massal di Banyumas. Dari perburuan pusaka leluhur, hingga konferensi alien tahunan. Dari tinder ala jawa, hingga teror klithih yang merajai jalanan malam Yogyakarta. Bagai parade, satu per satu tampil membentuk realitas yang kompleks dan kerap di luar nalar.


Komentar untuk buku Parade Hantu Siang Bolong

Lewat beberapa tulisan terkuat dalam buku in, kita seolah dapat melihat, mendengar, dan merasakan serangkaian peristiwa ganjil yang, ketimbang beroperasi sebagai retakan berkelindan dengan keseharian masyarakat (Jawa). Titah mengajak kita berkelana sembari berupaya menghindar dari jebakan-jebakan eksotisasi mistisisme Timur.
-Intan Paramaditha

Menulis dan meliput barang-barang yang belum bisa diverifikasi adalah hal yang penting dalam jurnalisme. Meliput hantu di siang bolong sama pentingnya dengan meliput apa yang disebut 'penodaan agama' atau 'kerukunan beragama'. Titah AW mencoba meniti jalan yang pelik dan sulit tersebut.
-Andreas Harsono

Di buku ini, Titah menyelami peristiwa-peristiwa yang seringkali hidup di balik katanya dan rasa penasaran yang terhenti di pertanyaan dan menuturkannya menjadi kumpulan narasi apik tentang kompleksitas menjadi manusia Indonesia. Parade Hantu Siang Bolong adalah kerja pencatatan yang penting untuk memahami budaya dan anak muda di Indonesia hari ini.
Rara Sekar

Cerita-cerita Titah adalah tempat yang menawan untuk sejenak tetirah, lalu mendapati hidup jauh lebih berwarna dibanding yang terpampang di gemuruh layar ponselmu.
Ardyan M. Erlangga

Titah memenangkan cerita-ceritanya, karena ia mampu menuliskan secara premium apa yang biasa ditulis serampangan. Kisah-kisah yang dibangun di atas keabsurdan dengan cara yang membuatnya reliabel.
Soni Triantoro